Masih edisi side stories
#mendadakrinjani kali ini gue bakal cerita beberapa fakta di balik pendakian
kami ke Gunung Rinjani. Berdasarkan pengalaman dan informasi yang gue peroleh
selama perjalanan, terungkap hal-hal yang baru gue tahu bahwa mengunjungi
Rinjani tidak melulu soal keindahan alamnya.
Tahukah kamu?
- SINYAL!
|
tiap istirahat cek sinyal | dok. pribadi |
Rasanya sinyal menjadi hal yang paling dicari di zaman digital seperti sekarang
ini. “Kalau di sini, X*L rajanya”, begitu kata salah seorang warga setempat.
Benar saja, saat berada di Sembalun gue mati gaya karena nggak dapet sinyal,
kebiasaan ngandelin mobile wifi ‘temanpintar’ sih. Telko*msel boleh dibilang
punya coverage sinyal nomor dua lah. Sedangkan Indo*sat juga bisa kok kalau ada
sinyal nyasar yang kebawa angin. Eh tapi bener lho, sepanjang pendakian mungkin
sinyal bakal nggak stabil, hilang timbul gitu terbawa angin. Pelawangan
Sembalun dan Pelawangan Senaru memiliki tiang pemancar sehingga jangkauan
sinyalnya lebih stabil –selama nggak ada kabut tebal yang menyelimuti. Bisa tuh
kalau mau telponan atau chatting bagi siapa saja yang ingin tetap tersambung
dengan orang terkasih. #eeeaa
- JALUR
(LOKAL VS BULE)
|
Trek Sembalun | dok. pribadi |
Seperti yang diketahui, Gunung Rinjani memiliki DUA jalur
pendakian resmi, yaitu Pintu Sembalun dan Pintu Senaru. Seringnya pendaki lokal
bakal memulai pendakian dari Pintu Sembalun. Sementara pendaki mancanegara biasanya
mengambil start dari Pintu Senaru, begitu kata abang porter suatu waktu. Kenapa
gitu? Gue lupa alasannya wkwkwk #plak tapi kalau secara logika, jalur Sembalun
lebih landai sehingga kemungkinan jarak tempuhnya lebih lama, melintasi padang
sabana yang luas sekali. Sedangkan jalur Senaru treknya masuk hutan gitu,
nanjak tapi adem. Pemilihan rute jalur pendakian tentunya bergantung preferensi
masing-masing pendaki itu sendiri. Mungkin sebagai pertimbangan bisa nonton
dokumentasi pendakian gue di sini.
- AWAS
MONYET!
|
monyet di depan tenda Pelawangan Sembalun | dok. pribadi |
Pertama kali melihat kawanan monyet itu sewaktu gue sama temen-temen
istirahat di Pos 3 Ekstra jalur Sembalun. Eh, pas ngobrol santai sama
abang-abang porter yang lagi duduk-duduk di situ juga katanya kawanan monyet
ini bisa kita temui di sepanjang jalur pendakian. Wew! Nggak heran lagi deh pas
besoknya kami ketemu mereka di jalur summit. Maennya jauh yak! “Nggak gigit
kok, cuma mau nyari makanan aja dia”, kata abang porter ketika gue curhatin
soal kejadian tangkap tangan monyet yang ngambil periuk nasi kami. Jadilah setelah itu gue
jaga depan tenda sambil waspada lihatin tingkah mereka yang berusaha menyusup
ke tenda-tenda untuk mencuri makanan. Monyet yang pinter dia ngajak temannya
kerjasama. Mereka bakal melipir memilih tenda kosong lalu monyet satu menyuruh
monyet lainnya berjaga di luar sementara dijulurkan kepala dan separuh badannya
ke dalam tenda untuk mencuri makanan. WOW! Jam operasional mereka siang-sore
aja sih, mungkin kalau malam ada kegiatan lain. He.
- NGGAK
ADA PANTANGAN?
|
sebuah pengingat | dok.pribadi |
“Kalau di gunung lain sampai ada larangan air kencing nggak
boleh menyentuh tanah, di sini nggak ada tantangan semacam itu”, cerita seorang
porter yang sama-sama duduk di pos istirahat. Tapi ini bukan berarti sebagai
pendaki kita bisa berbuat seenaknya lho ya… Bagaimanapun juga alam memiliki
kekuatan luar biasa yang tidak terbantahkan. Makanya kan kalau pamit naik
gunung biasanya sama emak bapak pasti dikasih pesan untuk menjaga perkataan dan
perbuatan selama pendakian, sama banyak berdoa biar senantiasa dalam lindungan
Tuhan. Aamiin :) Minimal bisa dimulai dari menjaga alam dengan cara mengumpulkan sampah selama pendakian dan membawanya turun.
- KEMBARANNYA
SEMERU?
|
Gunung Rinjani | dok. pribadi |
“emang
Rinjani beneran kayak Semeru ya mas?", tanya abang porter sewaktu kita
duduk ngobrol berdua depan tenda. Sepersekian detik pertama gue bingung mau
jawab apa. untung tadi pas summit sempet bahas sama temen-temen, jadi punya
contekan jawaban. "trek summit-nya memang sama-sama berpasir berbatu gitu,
bang. Tapi di Semeru longsoran pasirnya bisa ngeruntuhin batu besar yang
membahayakan", gue coba jawab sebisanya 😅 Nggak nyangka aja, ternyata abang porter kepo
juga. Kemungkinan besar dia pasti sering denger komentar atau cerita dari tamu
yg diantarnya. Menurut gue setiap gunung punya karakteristik dan tantangannya
sendiri-sendiri, tergantung bagaimana pendakian itu dimaknai 🙏
Itu
tadi lima trivia Rinjani yang bisa gue rangkum. Bagi pembaca yang punya fakta
atau cerita lain tentang Rinjani boleh banget dibagi melalui kolom komentar.
Pasti kan setiap perjalanan punya cerita tersendiri dengan
penemuan fakta yang beragam. Because sharing is caring, the more the merrier; kalau banyak yang berbagi di kolom komentar,
nggak menutup kemungkinan bakal dibikin trivia Rinjani lanjutan dalam postingan
tersendiri. Salam Pejalan :D
Greetings! Very helpful advice within this post! It's the little changes that make the largest changes. Many thanks for sharing! hotmail sign in
BalasHapusyou're very welcome :)
Hapus